Mengapa kita perlu berwisata?
Berwisata ke suatu tempat yang kita anggap indah dan menarik terkadang tidak hanya untuk sekedar mengisi liburan dan waktu luang yang kita miliki. Berwisata memiliki banyak manfaat, terutama bagi kita yang sedang jenuh dengan rutinitas dan permasalahan hidup yang kita jalani sehari-hari. semakin banyak permasalahan yang kita hadapi, baik dalam pendidikan, pekerjaan, lingkungan masyarakat tempat kita tinggal, maupun dalam kehidupan rumah tangga, akan membuat beban yang ada didalam otak kita semakin besar dan tentu saja hal tersebut dapat mengundang berbagai gangguan baik secara jasmani maupun kejiwaan. Pergilah menjauh meskipun sejenak dari rutinitas tersebut. Bagaikan sebuah mesin, tubuh dan pikiran kita-pun membutuhkan pendinginan untuk menyegarakan kembali semua fungsi yang dimilikinya, jika terlalu dipaksakan maka sangat tidak baik bagi kita sendiri. Berwisata adalah salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk menghilangkan segala kepenatan hidup anda. Tidak perlu melakukannya dengan jenis wisata yang mahal, anda cukup pergi ke pinggiran kota tempat anda tinggal, atau kemanapun yang anda sukai, terutama bagi anda yang tidak memiliki cukup waktu karena kesibukan pekerjaan anda, cukup dilakukan dengan mendatangi tempat yang tidak terlalu jauh, dan hal tersebut akan sangat membantu agar anda terhindar dari stres.
Mengapa stres sangat berbahaya?
Meskipun peneliti sudah membuktikan kaitan antara stres dan peningkatan resiko terkena penyakit, belum ada studi yang membuktikan kaitan langsung antara stres dan penyakit tertentu. Yang pasti, ketika stres, saraf mengirim sinyal ke otak yang segera memberi tahu jaringan saraf untuk merespon stres. Setelah itu detak jantung, pernapasan dan tekanan darah meningkat. Perubahan-perubahan ini menghambat pencernaan dan respon kekebalan tubuh.
Berikut ini beberapa penyakit yang terkait dengan stres:
1. Penyakit jantung
Di tahun 1950-an para peneliti membuktikan bahwa orang yang agresif, tak sabar, kompetitif, dan temperamental alias berkepribadian Tipe A lebih rentan kena serangan jantung dibanding kepribadian Tipe B yang sangat berkebalikan. Para peneliti sekarang percaya bahwa stres tidak hanya bertanggung jawab pada serangan jantung, tetapi juga angina, tekanan darah tinggi, dan stroke.
2. Penyakit Gastrointestinal
2. Penyakit Gastrointestinal
Kita sering mendengar ada orang yang langsung sakit perut atau muntah begitu kena stres. Penyakit Crohn, diare kronis, dan irritable bowel syndrome adalah manifestasi stres pada sistem pencernaan kita.
3. Kegemukan
3. Kegemukan
Stres sangat bertanggung jawab terhadap kegemukan. Ini terjadi ketika orang mengatasi stres dengan makan es krim atau cokelat. Padahal, kegemukan merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
4. Penyakit Psikologis
Stres menyebabkan depresi, panik dan kecemasan. Stres pula biang keladi
ketergantungan obat-obatan dan alcohol. Orang stres cenderung mencari keduanya untuk meredakan gejala depresi, panik, dan cemas.
ketergantungan obat-obatan dan alcohol. Orang stres cenderung mencari keduanya untuk meredakan gejala depresi, panik, dan cemas.
5. Flu
Karena stres melemahkan sistem imun tubuh, orang yang menderita stres kronis lebih rentan kena flu, infeksi pernapasan atas, dan infeksi lain.
6. Kanker
Memang belum ada kaitan langsung antara kanker dan stres yang terbukti secara klinis. Namun, banyak penderita kanker percaya kaitan itu jika mereka melihat kembali awal mula kemunculan kanker dan masa-masa sulit penuh stres dalam hidup mereka.
7. Sakit kepala serta migrain
Daya tahan tubuh bisa menurun karena stres lalu memicu migrain menurut Todd Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University. Untuk menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam sepekan selalu terjaga.
8. Kram yang sangat sakit
Ketidakseimbangan hormon saat stres bisa mengakibatkan kram yang sangat menyakitkan, terutama pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara teratur dapat mencegahnya.
9. Sakit di sekitar mulut
Rahang terasa nyeri merupakan tanda bahwa stres tengah melanda. Tanpa disadari, gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stres dan memicu tekanan berlebih di pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi saat tidur malam.
10. tidur yang tidak berkualitas
Mimpi terbentuk secara bertahap, sehingga butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit terjadi saat sedang stres, sebab tidurnya menjadi tidak nyenyak. Jika sering terjaga tengah malam, maka proses terbentuknya mimpi akan terganggu.
11. Gusi berdarah
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres meningkatkan risiko penyakit periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Meningkatnya hormon kortisol saat stres akan melemahkan sistem imun, dan memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi.
12. Jerawat dimana-mana
Profesor dermatologi dari Wake Forest University, Gil Yosipovitch, MD mengungkap bahwa stres meningkatkan risiko inflamasi termasuk di wajah. Untuk mencegah munculnya jerawat, oleskan pelembab dan lotion yang mengandung asam salisilat saat stres.
13. Ingin makan yang manis-manis
Jika wanita menjadi ingin makan cokelat saat akan menstruasi, ini bukan disebabkan hormon progesteron. Penelitian di University of Pennsylvania membuktikan, saat menopause sekalipun wanita tetap mengalami gejala itu. Penelitian tersebut mengungkap, sesungguhnya penyebab ingin makan yang manis-manis adalah stres.
14. Kulit gatal-gatal
Sebuah penelitian di Jepang mengungkap, orang yang mengalami pruritis (penyakit kulit yang dicirikan oleh gatal-gatal kronis) 2 kali tebih rentan mengalami stres. Namun penelitian tersebut juga mengungkap hal yang sebaliknya, bahwa stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu sensasi gatal.
15. Alergi yang lebih parah dari biasanya
Menurut sebuah penelitian di Ohio State University tahun 2008, pikiran gelisah dan tidak tenang dapat memperparah kondisi pada penderita alergi. Hormon stres diyakini memicu produksi imunoglobulin E (IgE), yakni protein dalam darah yang menyebabkan reaksi alergi.
16. Mendadak sakit perut
Pada orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat dibandingkan saat rileks. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori menyebutkan bahwa jaringan syaraf di otak dan usus saling terhubung. Ketika syaraf otak bereaksi terhadap stres, syaraf di usus menangkap sinyal yang sama dan memberikan respon tertentu misalnya rasa mulas.
Memang obat terbaik untuk mengatasi stres adalah menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan stres tersebut, tapi bagaimana kita bisa menemukan solusi jika kondisi kejiwaan kita sendiri sedang tidak baik. berwisata memberikan kita ruang untuk menyelami kedamaian hidup, menikmati keindahan alam dan yang paling penting dengan berwisata kita dapat menemukan kedamaian, sehingga semua solusi permasalahan hidup dapat lebih gampang kita temukan.
[Dipostingka oleh matournuwun dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar