Laman

Kamis, 10 Februari 2011

Etika wisata (di Pedesaan)



Etika di Desa Wisata
DOs
DONTs
Memasuki kawasan desa tradisional dengan mengucap salam dan bersikap ramah.

Mendengar wejangan tetua desa berkenaan dengan etika masyarakat setempat.

Menyapa warga desa dan anak-anak lebih dulu, bila ingin mengabadikan gambar mereka dengan kamera. Perlihatkan hasilnya dan hargai bila mereka menginginkan copy potret dengan cara dikirim.

Tidak membeli barang atau iming-iming agar warga menjual barang bersejarah milik mereka atau peninggalan keluarga.

Tidak bekerjasama dengan makelar yang ingin menjual tanah warisan lokal atau lahan khusus yang bernilai arkeologis.
Mengenakan pakaian sesuai kata hati serta tidak mengindahkan nilai-nilai tata sosial masyarakat desa.

Menggunakan perlengkapan mandi yang banyak mengandung deterjen hingga mencemari lingkungan desa.

Memanfaatkan fasilitas listrik desa untuk kebutuhan pribadi secara berlebihan.

Memperkenalkan kebiasaan minim etika kepada anak-anak setempat seperti memaki, berteriak atau kelakuan buruk lainnya.

Memotret obyek tanpa bertanya terlebih dahulu, utamanya memotret warga setempat atau tempatyang dianggap keramat.

Memotret kegiatan religi atau khas desa dengan menggunakan lampu kilat, yang dapat mengganggu kehidmatan acara.

[sumber: NATIONAL GEOGRAPHIC -TRAVELER]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar